A. Introduction (Pengantar)
Klorofluorokarbon (CFC) merupakan senyawa volatil buatan manusia yang memiliki masa hidup sangat lama di atmosfer. Study oleh Lovelock pada awal 1970 menunjukkan bahwa terdapat konsentrasi triklorofluorometana (CFC-11) yang terukur di atmosfer dan senyawa tersebut memiliki masa hidup yang lama di atmosfer. Lalu diikuti dengan penerbitan makalah Molidan dan Rowland (1974), di mana mereka menyatakan bahwa klorofluorometana CFCl3 dan CHCl2 (CFC-11 dan CFC-12) mungkin bertahan dari pengangkutan ke stratosfer, di mana senyawa tersebut bisa dipecah secara fotokimia melepaskan atom klorin, yang kemudian akan mengkatalisasi kerusakan ozon. CFC juga berkontribusi pada terjadinya pemanasan global karena memiliki masa hidup di atmosfer yang panjang.
Pada bulan September 1987, perjanjian Perserikatan
Bangsa-Bangsa, yang dikenal sebagai Protokol Montreal, telah ditandatangani. Di
bawah ketentuan perjanjian ini, tinjauan berkala pengembangan ilmu pengetahuan
dan pengurangan 50% dalam produksi CFC pada tahun 1998 telah diusulkan. Hasil
penelitian selanjutnya dalam revisi, pada bulan Juni 1990, menyerukan larangan
total produksi CFC dan Halons pada tahun 2000 di negara maju. Selanjutnya
beberapa produsen juga mengumumkan jadwal penghentian penggunaan yang lebih
agresif.
Dalam upaya untuk menyediakan pengganti yang
memiliki kinerja serupa dengan CFC serta toksisitas rendah, industri telah
berfokus pada pengembangan dan penilaian hidroklorofluorokarbon (HCFC) dan
hidrofluorokarbon (HFC). HCFC memiliki tingkat potensi penipisan ozon (ODP)
yang jauh lebih rendah, dan HFC memiliki nol ODP dibandingkan dengan CFC.
Konservasi dan pengganti yang mengandung nonfluorine juga masih diharapkan
dapat mengurangi konsumsi di tahun-tahun mendatang, tetapi aplikasi tertentu
akan membutuhkan penggunaan HCFC dan HFC. HCFC akan berfungsi sementara sampai
pengganti HFC yang sesuai ditemukan.
No comments:
Post a Comment